Rabu, 27 Januari 2016

105


berbaris di depan pintu rumahnya, berkata pada bawahannya : “Buddha Sakyamuni dan para anggota Sangha segera tiba, cepat alihkan para pengemis ini keluar”. Pengawal segera mengusir para pengemis tersebut.

Para pegemis merasa keheranan, sehingga saling berdiskusi : “Bukankah hartawan Anathapindika selama ini amat bermaitri karuna, yang merupakan tempat bergantung bagi yatim piatu, kenapa hari ini beliau malah mengusir orang-orang miskin? Apakah ketidakberuntungan ini dibawa oleh E Lai, kekuatan karma buruknya mempengaruhi peruntungan kita?”

Para pengemis beranggapan bahwa gara-gara nasib sial E Lai menyebabkan mereka diusir, maka itu mereka menangkap E Lai dan membuangnya ke tumpukan kotoran. E Lai dipandang rendah oleh rekan-rekannya, lalu juga tidak dipedulikan lagi oleh kelompok pengemis, sehingga dia menangis tersedu-sedu di atas tumpukan kotoran.

Saat itu Buddha Sakyamuni sedang membawa patraNya, dengan dikelilingi oleh para anggota Sangha, berjalan menuju rumah Anathapindika untuk menerima persembahan. Sang Buddha, yang oleh kekuatan Maha KarunaNya sehingga rombonganNya melewati tempat berdirinya E Lai.