Rabu, 10 Februari 2016

203



Buddha Sakyamuni membabarkan pada Raja Prasenajit : “Pada masa lampau kalpa yang tak terhingga, ada Buddha yang muncul di dunia, nama Buddha itu adalah Tathagata Baogai Dengwang , sempurna akan sepuluh gelar Buddha, setelah Buddha  Baogai Dengwang memasuki Mahaparinirvana, dimulailah periode “Dharma Mirip”, ada seorang raja yang bernama Zabao-Huaguang.

Pada saat itu ada seorang pangeran yang bernama Kuai Jian, meninggalkan keduniawian. Di vihara tersebut ada seorang  Bhikkhu yang bijaksana menerima pangeran jadi muridnya. Juga ada seorang Bhikkhu yang bernama De Hua-guang, memberi ceramah intisari Dharma, membimbing pangeran.

Tetapi pangeran, meskipun sudah meninggalkan keduniawian, tabiat sombongnya masih begitu berat, gurunya memberi ceramah Dharma padanya, setelah mendengarnya pangeran malah salah tafsir, bahkan menceramahkannya secara sesat.

Setelah gurunya meninggal dunia, pangeran berkata pada orang banyak : “Guruku tidak memiliki kebijaksanaan, semoga pada kelahiran yang akan datang takkan lagi bertemu dengannya. Sedangkan guru pembimbingku (menunjuk pada Bhikkhu De Hua-guang) memiliki kebijaksanaan serta berlidah fasih,