Jumat, 12 Februari 2016

227 ~ Tamat



Saat itu Buddha Sakyamuni mengasihinya, dengan kekuatan kewibawaanNya memberkati Maudgalyayana, barulah Yang Ariya mampu merenungkan, kembali pada rupanya semula.  

Ternyata  kakek tua ini pada masa kehidupan lampau adalah ayah Maudgalyayana. Pada masa kelahiran lampaunya, Maudgalyayana pernah bertengkar dengan ayahnya, saat itu muncul sebersit niat pikirannya : Cambuk saja orang tua ini biar tulangnya patah, barulah hatiku jadi senang.

Oleh karena sebersit niat jahat ini, sehingga pada masa kehidupan sekarang dia menerima buah akibat seperti ini.

Yang Ariya Maudgalyayana setelah menerima pelajaran Hukum Karma kali ini, sejak itu takkan lagi berani meremehkan buah akibat karma. Maka itu, Yang Ariya Maudgalyayana menasehati orang banyak sebanyak tiga kali : “Janganlah tidak berbakti pada ayahbunda, guru dan senior, hati-hati dalam melontarkan perkataan dan menjaga pikiran agar tidak timbul niat buruk. Bila tidak demikian, maka akibatnya juga diterima sendiri, buah akibat karma sulit dihindari”.

(事見《眾經撰雜譬喻》卷上)


Tamat